Jumat, 30 Januari 2009

bincang kenangan

selepas sedikit bermain bersama frankrover. .band baru setelah bubarnya eub, ,
ada sedikit waktu bersama anak2 yang dulu bersama-sama mengejar kelulusan di sebuah sma bernomor 161 di jalan laksda adisucipto. .
sedikit pembicaraan yang agak melenceng kemana-mana tapi sarat dengan nuansa SMA. .
benar memang. .
masa itu meninggalkan banyak kenagan. .
walaupun baru sekitar setengah tahun berlalu. .
konyol. .mengerikan. .mengharukan. .membanggakan. .
bahagia. .tak terlupakan. .sedih. .lucu. .


sungguh menjejak terlalu dalam . .

Rabu, 28 Januari 2009

lepas penat!!!!!!

anak muda. .

berbuat sesukanya. .

melepas penat. .

tapi apakah benar??

setidaknya untuk saat itu. .

tapi bukan untuk seterusnya. .

berdoa. .

berusaha. .

mungkin lebih bijak dilakukan. .

entah. .

entah harus bilang apa. .

entah harus menanggapi bagaimana. .

tapi tidak entah harus berbuat apa. .

saling salah, saling menyalahkan

suatu malam di pojok perempatan sagan, aku sedang menikmati sepiring batagor di tempat aku biasa bersama si pacar makan. .
hari itu hujan cukup deras. .karena sendiri aku memilih duduk di pojok tempat makan itu. .
ketika aku sedang akan beranjak. .datang sebuah mobil carry krem. .ada sepasang suami istri dan satu anak kecil di dalamnya. .
ketika ibu dan ayah itu keluar dari mobil mereka, sungguh, aku melihat hal memalukan dan memilukan. .si anak terjepit tangannya di pintu mobil itu. .
apa yang bapak ibu itu lakukan???mereka hanya saling menyalahkan, ,baru setelah lama mereka mencoba membuka pintu itu. .
kasian sekali si anak itu, ,ditengah kesakitannya dia melihat kedua orang tuanya hanya saling menyalahkan. .sungguh perbuatan yang tidak sepantasnya. .apakah anak tidak begitu berarti buat mereka hingga mereka lebih memilih untuk saling menyalahkan. .??bahkan dengan enteng mereka hanya membujuk si anak untuk di ajak jajan di suatu tempat makan berlebel amerika. .iming2 untuk menggantikan sebuah perhatian. .
sungguh kasihan. .

bagi orang2 tua, jangan kalian sia2 kan anak kaliyan. .apapun tak ada artinya dibanding anak kaliyan. .

bagi anak, nilailah orangtua kaliyan sendiri, jika kaliyan tidak merasa diperhatikan, berontaklah. .sedikit apapun, kaliyan butuh perhatian mereka. .

Sabtu, 24 Januari 2009

tetes air

suatu sore di sebuah tempat di atas tumpukan buku2 yang di jual. .
menunggu tetes air yang datang bergerombol menyerbu bumi, ,
ditemani segelas teh seharga 8000!!!
ditemani hp yang tidak segera bergetar dan berteriak-teriak. .
hari setelah sebuah rutinitas padat di awal liburan. .
hari dimana suatu rasa menjadi dominan dikarenakan sudah beberapa hari dihadapkan pada kertas, kursi, meja dan ac. rutinitas sidang anggota!!!berimbas lah, pada menguatnya sebuah rasa pada seseorang yang sudah biasa dialami. .
hujan deras dang angin dingin menemani. .
secangkir ko ping ho menatap di samping laptop. .
sayup-sayup alunan 'tua-tua keladi' dilantunkan seseorang di 3 meja depan ku. .
dan ucapan kata2 asing di belakangku. .
hujan segeralah berhenti. .



. .when i miss someone. .
. .so much. .

Rabu, 21 Januari 2009

..sedang hidup untuk sidang. .

hari-hari ini sedang penuh dengan sidang-sidang musyawarah anggota setrajana. .

lima belas menit lagi sudah akan sidang lagi. .

sidang lagi. .

lagi-lagi sidang. .

sidang. .

Selasa, 20 Januari 2009

. .putar-putar. .

hari ini aku mengawali hari dengan berputar-putar. .
putar-putar nyari villa buat makrab fmf. .
putar-putar di kasur. .
putar-putar nasehatin orang yang juga lagi putar-putar. .
dan akhirnya sampai di penghujung hari. .
putar-putar di jalan dan rumah sakit karena tante putar-putar di jalan gara-gara mobil yang mau putar-putar. .

Senin, 19 Januari 2009

dini hari di warnet

dini hari. .
selepas latihan bersama Frankrover, ,ingin melihat hasil ujian sebenarnya, ,
tapi ternyata belum ada yang muncul. .
masih 3,4 sebenarnya tapi tetap saja tidak puas dan tidak nyaman dengan lamanya pengumuman hasil. .ayolah segera keluar. .paling tidak meningkat dari yang sementara sudah ada ini. .amin. .

1 bulan menuju 3 tahun

18 januari 2009, ,
pantai sundak

aku dan si pinguu hari ini memasuki tahun baru, bukan tahun kami pacaran tapi tahun kedekatan kami. .ada dua moment penting memang yang rutin kami istimewakan. .kurang 1 bulan lagi kami genap 3 tahun dekat, ,biasanya kami saling bertanya sesuatu, tapi kali ini tidak karena kami sedang terhanyut deburan ombak di pantai sundak. .semoga sebuah tanggal yang di lingkari di organizer nya benar2 terjadi dan terwujud. .hari yang indah. .really. .

pantai suci

dua hari kemarin aku plus beberapa anak kmk fisip mencoba suci dengan mengadakan perayaan natal di pantai sundak . .
kegiatan2 yang disiapkan pun tidak lepa dari sedikit kegiatan rohani, namun namanya anak muda fisipol yang berdarah 'al***ol' tetap saja harus ada unsur itu dalam setiap aspek kehidupan. .
namun naas, , pantai itu jadi pantai suci karena khilaf dan tindakan bodoh tidak membawa amunisi dari jogja niat suci benar2 terjadi..
mencoba mencari keberuntungan disana, menemukan nama wanto bedol, sang maestro pinggir pantai spesialis pemberat kepala, namun hanya nama saja yang aku, och, midex, dan ucup temukan. .sang maestro sedang melalap wayangan di desa sebelah.. habis sudah, tidak mungkin ke kota, akhirnya kami hanya bertemankan beberapa 'bintang' hijau. .dan beberapa puntung rokok saja sambil bermain kartu. .

Kamis, 15 Januari 2009

Senin, 12 Januari 2009

lenga mambu!!!!

malam ini berakhir pada sekitar pukul 00.41 di awal tanggal 13 bulan ini. .kami lenga mambu baru saja mengekspansi dan menjajah facebook dengan berondongan komen2. .mata jereng, tangan pegel, ngantuk, komputer yang jadi lemot, pegel2 leher menemani pengekspansian sekaligus pengeksplorasian bakat bicara kami terutama bakat mencela kami!!!dah capek. .lenga mambu tidur dulu. .sampai jumpa. .

huff. .

hari. .hari ujian belum berakhir. .
tapi maw gimana lagi masak ya gag terima. .bagaimana masa depan nanti??!! ditengah ujian ini banyak banget yang harus diurus. .natalan wilayah yang akhirnya kelar sabtu kemaren, ,rencananya acara tribute to iggi pop juga diminta tolongin bantuin, natalan kmk, setra, tambah mau kejakarta juga sama Frankrover, ,edan. .po yoo radue kesel ya aku??
tapi untung ada si pacar yang mengobati lelah. .yang tiap hari mesti mampir buat ngecharge semangat urip. .ada juga si lenga mambu sing mambu tenan kui. .!!sing kadang gag cetha tapi produktif!!!!hahaha. .

luv yu pacar. .salam sahabat lenga mambu!!!

Rabu, 07 Januari 2009

romantika djendelo dan makalah

dibawah guyuran hujan yang sudah agak mereda ini, aku duduk2 di bangku lawas yang tersedia di sebuah pusat penjualan buku yang cukup terkemuka di Jogakarta. bukan untuk menanti buku jatuh dikepala, tapi untuk datang ke sebuah tempat bernama Djendelo demi merampungkan sebuah makalah. makalah yang sebelumnya sudah aku sebut2 di posting lain. ditemani segelas Kopingho(semacam es teh tapi katana ada cita rasa blackcurrent nya) sekaligus ditemani seorang teman dekat yang juga teman dekat pacarku, yang sewaktu-waktu sering disebut istri keduaku(maaf buat teman yang baca blog ini, bukan nikung kok, tenang saja) kami mencoba menyelesaikan tugas uas salah satu mata kuliah 'penting' di fakultas Sospol. baru sampe pembahasan(judul aja sih) tapi pastinya harus selese malam ini.

Selasa, 06 Januari 2009

hari-hari ujian

sebagai seorang beragama, kali ini saya baru merasakan sulitnya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa yang masih menjalani kuliah agama. .
agama semestinya merupakan sarana mendekatkan diri pada-Nya namun kini rasanya agama ini bukan mendekatkan pada Tuhan tetapi mendekatkan pada kebutuhan nilai. .
susah ternyata jika agama dan segala substansinya harus dituangkan dalam bentuk makalah. .
semoga saja kuliah agama semester ini jadi kuliah agama terakhir, harapan religiusnya, semoga saja Tuhan membimbing pengerjaan makalah ini. .

Minggu, 04 Januari 2009

rindu di akhir kedip


6 kedip mata berlalu. .

seorang tikus terjerembab dalam kedip terakhir, ,
kedip sekejap.
di akhir prasasti itu. .
disudut rencana yang semestinya tinggal sekedip lagi. .
tikus itu tersapa rindu. .
rindu yang menyapa. .yang tertinggal beberapa tapak waktu. .
setetes waktu yang seharusnya terbit berlalu. .

ampun pada suara masa lalu. .
mengalah pada bor jari yang menari menggelitik kehebohan. .

bukan tidak mampu. .

hanya tersibak rindu yang terlalu, ,

cer...cerita...pen...pendek

LANDUNG DAN SEPEDA TUA

Melangkah gontai di trotoar jembatan Sidolayu, dipayungi mendung dan gerimis kecil yang menetes membasahi tubuh, Landung, seorang jejaka muda, usia 20-an menatap kosong pada tujuannya. “Aku selalu gagal mendapatkan hatinya, kurang apa aku ini?” Gumam Landung dalam langkahnya.
Padatnya jalanan, berjubalnya orang di trotoar, pedagang-pedagang kaki lima yang tak segan menggelar barang dagangannya hungga hampir memakan seluruh trotoar dan anak-anak kecil yang berlarian melewati orang-orang di trotoar itu tidak mengusik sedikit pun penerawangan Landung. Dalam langkahnya ia terus memikirkan sesuatu yang sampai membuat dirinya tidak lagi memikirkan arah mana yang akan ia tuju.
Suatu waktu, setelah jalan panjang yang ia lewati, Landung terduduk, diam dan merenung. Disampingnya duduk seorang bapak tua, beruban penuh, keriput-keriput menghiasi wajahnya, dan tetesan peluh menghiasi tubuhnya. Ia mendekati Landung, menatapnya, dan akhirnya ia berkata,”Beban berat anak muda?” Landung menatap dan terdiam tak menjawab.
Bapak tua itu kemudian berjalan menuju sepeda tua yang teronggok tak jauh di hadapan Landung, penuh dibelakangnya onggokan 3 karung-karung besar yang pastinya membebani si bapak itu. Landung kembali ke alam bawah sadarnya, ”sudah berkali-kali aku mencoba, sudah berulang kali aku menyatakannya, sudah berkali-kali aku mencoba meyakinkannya, tetapi tetap saja aku tak bisa mendapatkan hatinya untuk menerimaku.”ia kembali memikirkan hal yang selalu melayang-layang dipikirannya akhir-akhir ini. Lamunan Landung terhenti akibat suara keras yan tak jauh dari dirinya
”Gedubraaaakkkk....!!!!!” Landung menengok dan mencari asal suara itu.
Suara itu ternyata dari sepeda tua bapak yang tadi ada disamping Landung. Ia terjatuh dan tertindih sepeda tuanya. Landung berlari dan membantu bapak tua itu membenahi sepedanya dan mengangkat bapak tua itu dan memapahnya menuju samping jalan.
”Kenapa kau membantuku anak muda?” Kata bapak itu.
”Bapak tak mau saya bantu?” jawab landung.
”Bukankah kau sedang melamun dan tak mau diganggu, hingga ketika aku mencoba bertanya padamu kau pun tak menggubrisnya sama sekali.”
”Bukan begitu, aku justru malah kembali memikirkannya setelah bapak berkata seperti itu.”
Pembicaraan mereka terhenti tatkala bapak tua itu beranjak sambil terpincang-pincang menuju sepeda tuanya, Ia memeriksa barang bawaannya, hampir setengahnya sudah tercecer di jalanan. Bapak itu berbalik, menatap Landung dan berjalan mendekatinya. Ia menghela nafas lalu duduk di samping Landung.
”Setengah isi karung itu sama saja setengah nyawaku anak muda.” ucap bapak tua itu. ”Tapi aku masih punya sedikit tenaga untuk mencari setengah nyawaku itu lagi” kembali ia berucap.
Landung menatap bapak tua itu, terpana, heran, dan kagum.
”Bagaimana bapak punya kekuatan seperti itu?”
”Aku ingin melihat anakku bisa tumbuh dewasa, dan aku ingin sekali melihatnya hidup lebih baik dariku, nak.”

Sungguh, Landung tertikam hatinya setelah mendengar jawaban bapak itu. Betapa besar kekuatannya demi anaknya. Landung bahkan tak ingat lagi bagaimana usaha orang tuanya, bahkan ia sebenarnya tak peduli. Ia hanya peduli bahwa ia butuh kehidupan yang layak. Ia baru mulai sadar ketika akhir-akhir ini ia berusaha dengan sekuat tenaga, seluruh waktunya ia habiskan untuk berputar-putar dari satu gedung ke gedung yang lainnya untuk meluluhkan hati orang-orang berdasi yang selalu duduk di meja besar, di dalam ruangan ber-AC.
”Aku sedang bingung bagaimana aku bisa meluluhkan hati orang, pak.” celetuk Landung kepada bapak tua itu.
”Seorang wanita, nak?” jawab bapak itu. ”Masalah cinta, toh?” ucapnya lagi.
”Meluluhkan hati bukan hanya demi cinta, pak.”
”Lalu?”
”Bisa juga demi hidup, pak.”
Bapak tua itu tesenyum pada Landung. ”Ternyata kau juga memikirkan hidup, nak. Kupikir anak muda sekarang hanya punya pikiran mengenai cinta.”
Landung kembali terdiam dan masuk kembali ke alam bawah sadarnya. Ia kembali memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan akhir-akhir ini.
”Usaha dan doa, nak.” tiba-tiba bapak tua itu memecah lamunan Landung.
”Tapi memang bukan itu saja, apa yang sudah kau perbuat selama ini, nak?”
”Itu yang jadi masalah, selama ini aku tak pernah berbuat apa-apa. Aku selalu menuntut semua dari orang lain.”
”Separah apapun kelakuanmu di masa lalu, semua bisa diperbaiki nak. Banyak yang sebenarnya bisa kau lakukan, asal kau mau.”
”Apa mungkin bisa kulakukan dengan kemampuan yang sekarang kumiliki? Aku benar-benar tak pernah melakukan sesuatu yang selain hal-hal wajar yang seseorang lakukan, pak!”
”Jika kau mau, aku bisa meyakinkanmu mengenai hal itu, nak.”
”Bapak bersungguh-sungguh?”
”Ada banyak hal diluar sana, nak. Semua disediakan untukmu. Tinggal bagaimana kau menggunakannya dan mencarinya. Jika kau mau, semua bisa kau dapatkan, nak.”
”Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?”
”Sungguh kau bersedia?”
”Sungguh!”
Bapak tua itu berjalan menuju jalanan, mengambili isi-isi karung yang tercecer tadi, mengumpulkannya dan menjejalkanya ke dalam karung-karung lain. Landung bingung apa yang dilakukan bapak tua itu? Bagaimana dia bisa mendapatkan jawaban dengan melihat bapak tua itu memasukkan isi karung, membenahi karung, dan seluruh yang ia lakukan itu?
”Jalan Kapuas nomor 8, nak. Bilang kau penggantiku.”
Landung semakin bingung, ”apa maksud bapak tua ini?” pikirnya.
”Kau akan menemukan jawaban setelahnya.”
”Aku harus membawa sepeda itu kesana maksud bapak?”
”Jika kau berpikir dengan itu bisa mebuatmu menemukan jawaban.”

Dengan sedikit ragu dan dengan penuh kebingungan akhirnya Landung beranjak dan segera mendekati sepeda bapak tua itu mencoba menaikinya dan melakukan apa yang bapak tua tadi ucapkan.
”Jalan Kapuas nomor 8? Yang benar saja! Itu 8 km dari sini, gila bapak itu. Bagaimana aku bisa menemukan jawaban hanya dengan melakukan hal bodoh seperti ini?”
Namun ada suatu hal lain yang membuatnya terus mengayuh sepeda tua yang mengangkut banyak sekali bawaan dibelakangnya. Landung terus mengayuh dan mengayuh, melewati jalan-jalan kecil, menerobos ramainya jalanan, sambil terus berpikir. Setelah cukup jauh ia kembali berpikir, tanpa ia sadari ia kembali berucap dalam lelahnya ”Ini bukan tindakan bodoh, tapi sungguh tindakan terpandai yang pernah kulakukan.” sambil terus mengayuh, ia kini tersenyum dan berucap ”Terima kasih pak tua.”

Andreas Praditya
Cerita Pendek
08/270820/SP/23103

sejarah rupiah




Perkembangan Mata Uang Rupiah Setelah Masa Kemerdekaan

Kemerdekaan berarti lepas dari segala bentuk penjajahan. Setelah 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki kebebasan dalam segala hal tersebut. Sudah seharusnya tidak ada lagi penjajahan dalam bentuk apapun di atas bumi Indonesia ini. Hal ini berlaku juga dalam bidang perekonomian. Suatu negara merdeka semestinya berhak mengatur dan menentukan sendiri sistem perekonomiannya. Dengan begitu suatu negara berarti juga memiliki hak untuk mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri sebagai alat tukar yang sah yang dipakai oleh rakyat negara tersebut. Indonesia sebagai sebuah negara merdeka juga memiliki mata uang sendiri setelah masa penjajahan berakhir. Mata uang yang tersebut adalah rupiah yang kita kenal sekarang ini. Munculnya rupiah sebagai alat tukar yang sah di negara ini tidak terjadi secara instan, rupiah mengalami beberapa tahapan dan proses hingga menjadi mata uang resmi Indonesia. Rupiah juga berkembang dari waktu ke waktu hingga akhirnya menjadi seperti yang sekarang kita pergunakan ini. Uang adalah hal yang sangat dekat dengan masyarakat dan sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat yang sudah mengenalnya. Uang kini juga menjadi tolak ukur tingkat perekonomian suatu negara. Dengan segala fungsi dan peranannya itu, uang menjadi hal yang sangat berharga. Uang juga merupakan salah satu kebanggan dan kekuatan negara. Karena itulah saya tertarik untuk membahas perkembangan rupiah sebagai salah satu sejarah bangsa, dari awal masa kemerdekaan hingga akhirnya diakui sebagai mata uang resmi negara Indonesia dan dipakai oleh masyarakat dalam kesehariannya.

I. Awal Mula Perekonomian Indonesia

Selama masa perang kemerdekaan, terdapat tiga mata uang yang beredar di Indonesia. Ketiga mata uang itu adalah mata uang Jepang, mata uang Belanda, dan mata uang de Javasche bank. Peredaran ketiga mata uang ini pada masa itu sangat tidak teratur dan bebas. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kontrol dari pemerintah berupa kebijakan-kebijakan mengenai perekonomian negara. Hal ini wajar jika melihat Indonesia pada masa itu merupakan negara yang baru saja merdeka. Selain belum adanya kebijakan yang tegas, pada masa awal kemerdekaan ini administrasi dan perbankan negara belum berjalan seperti semestinya sehingga belum ada bank central yang ditunjuk sebagai bank pencetak uang resmi negara. Pada masa awal kemerdekaan tersebut terjadi pula dinamika ekonomi berupa hiperinflasi atau terjadi penurunan nilai mata uang karena terlalu banyak mata uang yang beredar di masyarakat terhadap mata uang Jepang, hal ini memperparah perekonomian rakyat dikarenakan rakyat pada masa itu banyak yang menggunakan mata uang Jepang dalam transaksi sehari-hari. Pemerintah Indonesia mulai mencoba mengatur dan menangani hiperinflasi ini dengan mengeluarkan beberapa larangan perederan mata uang asing namun kebijakan ini tidak ditanggapi oleh pihak NICA karena pada saat itu mereka justru mengedarkan mata uang mereka untuk mendanai gerakan militer mereka di tanah air. Kebijakan ini diambil oleh Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford pada 6 Maret 1946. Stopford mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh pasukan AFNEI. Hal ini menyebabkan kekacauan ekonomi dan terjadinya krisis kepercayaan terhadap pemerintahan pada masa itu. Masyarakat pada waktu itu menjadi bimbang dalam menggunakan mata uang dikarenakan adanya perbendaan nilai mata uang yang lebih cenderung menguntungkan jika menggunakan mata uang asing.
Pemertintah Indonesia ditengah krisis dan berbagai permasalahan yang muncul pada awal kemerdekaan itu tidak berhenti berusaha untuk menetralkan keadaan. Pemerintah mengeluarkan mata uang sendiri yaitu Oeang Repoeblik Indonesia(ORI) pada 26 Oktober 1946. Munculnya ORI sebagai mata uang resmi yang dikeluarkan pemerintah membuat mata uang Jepang, Hindia-Belanda, dan de Javasche bank tidak berlaku lagi di Indonesia. Tinggal satu mata uang asing yang masih beredar di wilayah tanah air, mata uang NICA. Namun peredaran mata uang NICA tidak didukung oleh rakyat Indonesia. Rakyat lebih memilih menggunakan ORI ketimbang mata uang NICA. Dengan begitu mata uang NICA hanya beredar dikalangan orang-orang AFNEI saja dan tidak beredar dikalangan masyarakat Indonesia. Setelah itu pemerintah mencoba membentuk bank-bank pemerintah yang direncanakan akan berfungsi sebagai pengatur nilai tukar ORI dengan mata uang asing. Bank-bank yang dibentuk pemerintah pada masa itu antara lain Bank Repoeblik Indonesia yang sebelumnya merupakan Shomin Ginko, bank pemerintah pendudukan Jepang sebelumnya. Selain itu dibentuk pula Bank Tabungan Pos yang sebelumnya merupakan Tyokin Kyoku. Bank Tabungan Pos ini pada masa sekarang dikenal sebagai Bank Tabungan Negara(BTN) setelah pergantian namanya pada tahun 1950. Ada pula Bank Nasional Indonesia yang merupakan transformasi dari Yayasan pusat bank yang didirikan pemerintah pada 1 November 1946. Bank-bank ini didirikan sebagai bank umum yang dijalankan oleh pemerintah RI. Fungsi utama bank-bank ini adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat serta pemberi jasa di dalam lalu lintas pembayaran. Pada masa tersebut ada satu bank lagi yang merupakan cikal bakal Bank Indonesia, bank ini adalah de Javasche Bank yang pada masa itu belum menjadi bank central tatapi merupakan bank sirkulasi yang turut menjaga kestabilan perekonomian Indonesia. Sejak 1 Juli 1953 bank ini menjadi Bank Indonesia dan berkedudukan sebagai bank central. Dengan begitu Bank Indonesia merupakan satu-satunya bank yang dapat mencetak mata uang resmi Indonesiam Rupiah.

II. Sejarah Rupiah
Rupiah merupakan mata uang resmi Indonesia. Nama rupiah biasanya dikaitkan oleh banyak pihak sebagai pelafalan dari ”rupee” mata uang India, namun sebenarnya menurut Adi Pratomo, salah satu peneliti sejarah uang Indonesia, rupiah diambil dari kata rupia dalam bahasa Mongolia. Rupia sendiri berarti perak. Memang sama dengan arti rupee, namun rupiah sendiri merupakan pelafalan asli Indonesia karena adanya penambahan huruf ’h’ di akhir kata rupia, sangat khas sebagai pelafalan orang-orang Jawa. Hal ini sedikit berbeda dengan banyak anggapan bahwa rupiah adalah salah satu unit turunan dari mata uang India. Rupee India sebenarnya juga dapat dikatakan sebagai turunan dari kata rupia itu sendiri, dengan begitu rupiah Indonesia memiliki tingkatan yang sama bukan sebagai unit turunan dari mata uang India tersebut. Pada masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia belum menggunakan mata uang rupiah namun menggunakan mata uang resmi yang dikenal sebagai ORI.. ORI memiliki jangka waktu peredaran di Indonesia selama 4 tahun, ORI sudah mulai digunakan semenjak 1945-1949. Namun penggunaan ORI secara sah baru dimulai semenjak diresmikannya mata uang ini oleh pemerintah sebagai mata uang Indonesia pada 30 Oktober 1946. ORI pada masa awal tersebut dicetak oleh Percetakan Canisius dengan bentuk dan disain yang sangat sederhana dan menggunakan pengaman serat halus. Bahkan dapat dikatakan ORI pada masa tersebut merupakan mata uang yang sangat sederhana, seadanya, dan cenderung berkualitas kurang, apalagi jika dibandingkan dengan mata uang lainnya yang beredar di Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan tersebut ORI beredar luas di masyarakat meskipun uang ini hanya dicetak di Yogyakarta saja. ORI sedikitnya sudah dicetak sebanyak lima kali dalam jangka waktu empat tahun antara lain, cetakan I pada 17 Oktober 1945, seri II pada 1 Januari 1947, seri III dikeluarkan pada 26 Juli 1947. Pada masa itu ORI merupakan mata uang yang memiliki nilai yang sangat murah jika dibandingkan dengan uang-uang yang dikeluarkan oleh de Javasche Bank. Padahal uang ORI adalah uang langka yang semestinya bernilai tinggi.
Setelah masa ORI tersebut, pada 2 November 1949 pemerintah menetapkan mata uang pengganti ORI. Rupiah diputuskan sebagai mata uang resmi pengganti ORI. Rupiah sendiri sebenarnya sudah ada dan dikenal sebelum dikeluarkannya ORI tersebut. Menurut sunmber tertentu, konsep rupiah sebenarnya sudah dikenal semenjak abad lima atau enam Masehi. Rupiah di Indonesia secara nyata sudah dikenal luas sebagai mata uang sebelum masa kemerdekaan yaitu pada masa Penjajahan Jepang (Dai Nippon) pada masa Perang Dunia II. Pada masa tersebut rupiah diperkenalkan pada masyarakat dengan nama mata uang Hindia-Belanda(rupiah Hindia-Belanda) yang kemudian setelah masa kemerdekaan dikenal sebagai rupiah jawa. Rupiah pada masa tersebut tidak menjadi mata uang resmi yang dikeluarkan pemerintah karena pada masa itu de Javasche Bank sebagai pencetak mata uang ini bukan merupakan bank central milik pemerintah dan pada masa itu pengelolaan perekonomian dan pencetakan uang dipegang sepenuhnya oleh pemerintah dan bukan oleh bank central. Ada banyak keraguan sebenarnya mengenai bagaimana tepatnya mata uang ini mulai ada dan dipakai sebagai mata uang resmi. Pada masa setelah diresmikannya rupiah masih ada satu bentuk mata uang yang sempat dipakai di Indonesia. Mata uang ini adalah mata uang yang dikeluarkan pada masa RIS yang dikenal sebagai mata uang RIS. Mata uang ini masuk dalam sejarah perkembangan mata uang Indonesia sebagai pengganti sementara Rupiah. Setelah masa RIS berakhir mata uang Indonesia kembali menjadi rupiah, namun tidak ada sumber pasti yang menyebutkan mengenai waktu transisi secara tepat dari mata uang RIS ke mata uang rupiah ini. Setelah masa RIS tersebut rupiah mulai dipakai secara umum dan mulai banyak mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Sebagai mata uang resmi Indonesia, rupiah kemudian dikeluarkan dan dikontrol oleh Bank Indonesia. Terlebih lagi semenjak Bank Indonesia secara resmi dijadikan bank central dan diberi kewenangan penuh untuk mengatur perbankan negara pada 1 Juli 1953. Rupiah kemudian diberi kode atau simbol yang digunakan pada semua pecahan uang kertas dan uang logam berupa Rp dan diakui oleh semua pihak. Rupiah sendiri tidak secara langsung dapat tersebar secara merata di bumi Indonesia. Persebaran mata uang ini tidak begitu merata secara cepat. Misalnya saja, daerah kepulauan Riau dan Papua baru menggunakan mata uang rupiah pada tahun 1964 dan 1971. Semenjak dipakainya rupiah sebagai mata uang resmi, rupiah berulang kali mengalami pergolakan. Devaluasi dan Pemangkasan merupakan hal yang selalu menghiasi perkembangan rupiah. Devaluasi terjadi pada beberapa periode misalnya saja pada 7 Maret 1946, 20 September 1949 ,Februari 1952 ,September 1959, akhir Januari 1963 dan tahun 1964. Pemangkasan nilai rupiah juga tejadi pada rupiah antara lain terjadi pada 25 Agustus 1959 dan 29 Maret 1983. Perubahan-perubahan tampilan, nilai mata uang, bentuk, dan warna pun mewarnai perkembangan mata uang resmi Indonesia ini. Mulai dari ORI yang bentuk, gambar, cetakan, dan kertasnya memiliki kualitas yang buruk hingga kini uang-uang kertas telah memiliki bentuk dan tampilan yang mewah dan rapi.
Rupiah sudah mengalami banyak sekali masa-masa seiring berkembangnya bangsa ini. Rupiah juga berkembang mengikuti perkembangan masa di Indonesia. Ia sempat tidak dianggap sebagai mata uang resmi ketika ORI menjadi mata uang yang diresmikan pemerintah, ia juga sempat tergantikan oleh mata uang RIS, namun pada hakikatnya seluruh mata uang tersebut sebenarnya merupakan sejarah dari rupiah itu sendiri sebagai sebuah mata uang resmi Indonesia. Sudah banyak pahlawan, daerah nusantara, dan kebudayaan yang tergambar di mata uang rupiah. Sudah banyak seri yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengganti, memperbaiki, dan menyempurnakan mata uang kebanggan negara ini. Bagaimanapun, rupiah merupakan sebuah cermin dari bangsa Indonesia. Ketika mendengar kata rupiah, hal yang langsung terpikirkan adalah Indonesia, jelas karena rupiah adalah milik Indonesia saja dan tidak ada negara lain yang memiliki rupiah. Sebagai salah satu kebangaan negara, sudah semestinya rupiah juga dijunjung tinggi. Rupiah sudah selayaknya diakui, dibanggakan, dan dijaga oleh setiap warga negara Indonesia. Kecintaan pada rupiah merupakan sebuah kecintaan pada Negara Indonesia. Usaha para pendahulu untuk menciptakan sebuah sistem perekonomian lengkap dengan mata uang yang hanya dimiliki oleh negara ini saja sangat berat. Para pendahulu berusaha menghalau kekuatan mata uang asing yang beredar di Indonesia agar Indonesia sebagai negara merdeka mampu secara mandiri mengatur sistem perekonomiannya sendiri. Meskipun rupiah juga bisa menjadi citra buruk ditengah krisis yang sering terjadi di Indonesia ketika rupiah harus melemah terhadap kurs mata uang asing, rupiah merupakan senjata bangsa untuk menghalau penjajahan di bidang ekonomi bagi bangsa ini. Denga segala hal yang dimiliki rupiah inim sudah semestinya masyarakat Indonesia berusaha mengerti dan memahami sejarah dan perkembangan rupiah ini. Tidak berarti ketika kita sebagai warga negara tidak memahami milik kita sendiri. Milik kita yang setiap waktu kita bawa dan gunakan. Rupiah tidak semestinya hanya kita banggakan sebagai tolak ukur kekayaan pribadi, namun semsetinya kita banggakan sebagai tolak ukur kekayaan bangsa. Menghargai rupiah dengan tidak menekuk-nekuknya hingga menjadi lusuh, bahkan sobek, merupakan hal kecil yang sangat berarti. Menghargai sekecil apapun nilai uang yang kita miliki akan membuat rupiah memiliki makna yang besar bagi negara ini. Ketika kita berusaha mengetahui sejarah mata uang kita, disitu pula akan timbul rasa cinta terhadap tanah air kita. Banyak sekali kesimpang siuran terhadap sejarah mata uang rupiah. Dalam berbagai sumber terkadang memiliki perbedaan pandangan terhadap sejarah rupiah. Hal ini jelas dikarenakan tidak adanya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap symbol perekonomian negara ini. Ketika generasi muda tidak mengetahui sejarah bangsa, tidak akan muncul kecintaan terhadap segala milik negara ini. Apalagi generasi muda mendapatkan informasi yang salah mengenai sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang belajar dari sejarahnya semestinya ditanamkan kepada setiap insane di Indonesia ini. Sangat naïf ketika kita setiap hari menggunakan rupiah sebagai mata uang resmi dalam melakukan transaksi, namun kita tidak tahu menahu akan sejarah dan perkembangan mata uang kita sendiri tersebut.

"a 'little party'" di penghujung tahun





akhir tahun kemaren sebenernya gag munculin greget apa2. .gag kayak tahun baruan sebelum-sebelumnya. .kemaren rasanya hambar banget. .tapi untung ditengah berbakti pada eyang yang baru dioperasi katarak, ada teman-teman yang sedikit mencetuskan pesta kecil-kecilan dengan ditemani jagung, obat batuk sirup cap old wine, harry potter, dan kembang api disco serta kembang api dengan 8 tembakan. akhirnya di malam yang sesunyi itu terciptalah sebuah pesta kaum pria yanpa wanita disampingnya(pas itu). masa SMA memang gag terlupa, gimana mau terlupa, apa-apa akhirnya juga balik sama anak-anak itu lagi. .manuk-manuk dolan bengi, dikancani 'wong tua' rasane pancen oye!!!

uas oh uas

sungguh. .
malam ini cukup berat dikarenakan harus menyelesaikan sejarah sospol dengan segera. .komputer dirumah mati pula. .untung akhirnya selesai juga . .
komputerm ternyata kau sangat berarti. .kok kamu mati-mati wae too. .!?